Band asal California yang (menurut saya) beraliran melodic metal, Avenged Sevenfold kembali melempar album
di tahun 2013 lalu, sebuah album yang diharapkan memuaskan rasa penasaran dan
dahaga para penggemarnya, setelah menunggu hampir 3 tahun semenjak meluncurnya
album Nightmare pada 2010 silam. Bagaimana tidak, fans tentu sangat penasaran
dengan album yang secara resmi dirilis pada 27 Agustus 2013 ini karena inilah
album pertama A7x (akronim dari nama band) bersama drummer baru mereka, Arin Ilejay
(eks drumer Confide), sepeninggal Jimmy Owen Sullivan yang telah berpulang.
Saya hanya
akan menuliskan review pribadi mengenai abum ini, terutama dalam posisi saya
sebagai salah satu orang yang (juga) penasaran, serta fans yang menunggu
penggalan-penggalan lirik yang memikat.
1.
Shepherd of Fire (5:25)
Album studio keenam A7x dibuka dengan satu trek
berjudul Shepherd of Fire. Lagu dibuka dengan suara lonceng tua yang membuat
kesan ‘gelap’ dan horor sangat terasa. Riff-riff
gitar dari Synyster Gater mengemuka, seperti biasa, ciri khasnya yang
memakai efek distorsi berat dan gahar mengisi lagu ini. Ketukan drum dari Arin
terasa telah menyatu dengan karakter A7x dalam lagu ini, orisinil dan ada
detil-detil ketukan yang unik. Sebuah lagu pembuka yang sangat menarik.
“Now you know I
am your pride..Agent of wealth..Bearer of needs” (4.2/5)
2.
Hail to the King (5:05)
Lagu yang merupakan hit single dari album ini
sekaligus dijadikan judul album, lagu ini dilepas ke publik beberapa waktu
sebelum albumnya rilis. Lagu dibuka dengan melodi gitar dari Syn, disusul
ketukan drum yang simpel dan background
rhytm dari permainan Zacky Vengeance. Ada yang unik dalam lagu ini, Syn
memainkan melodi terus menerus hingga akhir lagu, nyaris tanpa jeda permainan power chord. Di sisi lain, irama drum di
lagu ini sangat monoton, walaupun dapat dipahami, hal ini untuk mengimbangi permainan
gitar Syn. Bagi saya pribadi, yang menyimak hit single terlebih dahulu sebelum
mendengarkan keseluruhan album, lagu ini (dalam posisinya sebagai hit single)
sedikit dibawah ekspektasi.
“Death is riding
into town with armor, they've come to take all your rights” (3.9/5)
3.
Doing Time (3:30)
Lagu dengan durasi paling pendek di album Hail to the
King ini dibuka dengan monolog dari M. Shadow (lengkap dengan tawa khasnya),
mirip dengan lagu Bat Country. Lagu yang cukup ‘bertenaga’ dan bersemangat. Di
trek ketiga ini, selama 3,5 menit kita akan disuguhi lagu dengan tempo cepat,
mirip dengan verse awal lagu Unbound. Lagu akan terasa sangat singkat dengan
tempo seperti ini.
“I got enough on
my mind..Sell your soul for approval and a dollar” (4/5)
4.
This Means War (6:04)
Beranjak ke trek ke empat, lagu dengan durasi cukup
panjang. Trek yang cukup memuaskan,
dengan ketukan drum yang orisinil, namun tak melenceng dari karakter yang
dibangun A7x sebelumnya. Hampir serupa dengan lagu Hail to the king, judul lagu
menjadi penggalan lirik yang diulang2 pada bagian reffrain tanpa kesan membosankan. Karakter vokal M. Shadow sangat
terasa di lagu ini, ia mampu menyuarakan ‘kemarahannya’ dengan nyaris sempurna
pada beberapa bagian lagu.
“There's nothing
here for free..Lost who I wanna be” (4.1/5)
5.
Requiem (4:43)
Seperti judulnya, sepertinya mereka ingin menumpahkan
kesan horor di lagu ini. Pengucapan kata-kata di awal dan tengah lagu
mengingatkan pada Rise of the Pentagram-nya Cradle of Filth. Beranjak menuju
menit ke 3, sentuhan gothic cukup terasa di lagu ini, dengan backing vocal yang terkesan ‘kelam’.
Saya berharap lagu berakhir di menit ketiga saja, karena selebihnya
antiklimaks.
“I walk stricken,
pitch black vision..Oh One, save me, caress my weary eyes” (3.5/5)
6.
Crimson Day (5:00)
Mendengar petikan gitar pada intro, saya rasa semua
setuju ada aroma ballad di lagu ini. Seperti ‘fase istirahat’ telinga setelah
dihajar di 5 lagu sebelumnya, namun jangan salah, dengan tempo lebih pelan,
sebuah lagu bisa lebih ‘berasa’. Lagu yang dibangun dengan scale minor ini terasa begitu sendu, ditambah efek background string keyboard, semakin
sedihlah suasana. Perpaduan antara gitar dan vokal terdengar begitu apik di
lagu ini.
“I've come so
far to meet you here..to share this life with one I hold so dear” (4.5/5)
7.
Heretic (4:53)
Siap-siaplah, fase istirahat sudah selesai, telinga
anda kembali akan dihajar dengan distorsi-distorsi seperti sediakala. Dimulai
dengan Fade in riff gitar singkat
sebagai pengantar menuju ketukan yang lebih rapat. Walaupun tidak sekeras
trek-trek awal album, namun double drum
bass yang terkesan mencuri-curi cukuplah sebagai pengangkat semangat
setelah ber-ballad-ria. Ada sentuhan country
rhytm di pertengahan lagu, dengan sentuhan gitar akustik yang tidak begitu
keras.
“No trial, no
case for reason..I been chosen to pay with my life” (3.8/5)
8.
Coming Home (6:22)
Menuju trek kedelapan, kita akan disuguhi pemilihan
‘warna’ instrumen yang cerdas pada awal
lagu, pelan namun saling mengisi dengan sempurna. Lagu beranjak menjadi cepat
dan rapat memasuki verse dan reffrain. Jika diamati lebih dalam,
dentuman bass Johny Christ sangat terasa di lagu ini.
“I've looked to gods in the skies..I've stood
in hell..where many had to suffer” (4/5)
9.
Planets (5:56)
Dibuka dengan dentuman-dentuman drum yang mantap,
terkesan kita akan disuguhi ketukan drum yang bertenaga sepanjang lagu. Dan
benar saja, terlebih pada reffrain, sedikit
ada kesamaa dengan pola drum reffrain
lagu Nightmare, dengan double drum bass
yang bersahut-sahutan plus vokal yang menggeram. Sentuhan-sentuhan khas power chord kedua gitaris sangat kentara
dari hingga akhir lagu.
“You will be
forgotten like the others lost in time..dead civilization left behind” (3.9/5)
10. Acid
Rain (6:41)
Menuju trek ke 10, atau lagu terakhir dalam album
(bila tanpa bonus track), suasana
sedih terasa begitu kental sejak introduction
mengalun. Jangan berharap permainan Syn dan Zacky menggila pada lagu ini,
karena mereka lebih banyak ‘bersantai’ di lagu ini, terlepas dari Melodi-melodi
minor yang coba disisipkan pada pergantian-pergantian fase lagu, namun hal itu ditutupi
dengan permainan keyboard manis hingga pertengahan. Sebuah lagu yang bisa
dikatakan mellow, namun sangat
menyentuh hati, dibawakan dengan penjiwaan total.
“There's no
death, no end of time, when I'm facing it with you” (4.2/5)
11. St.
James [bonus track] (5:01)
Trek ini merupakan bonus yang disertakan A7x dalam
sebuah paket penjualan album. Secara keseluruhan tidak ada yang khas pada lagu
ini, cukup mewakili karakteristik permainan masing-masing personil, terdengar
santai dan easy listening. Namun, hal inilah yang membuat lagu ini terasa berbeda,
tiap-tiap fase mengalun dengan harmonisasi tingkat tinggi. Dari pembukaan yang
memperdengarkan suasana dalam bar/cafe, lengkap dengan suara percakapan yang
bersahutan dan suara air dituang dalam gelas. Bonus track yang tidak seharusnya
hanya sekedar menjadi “bonus”.
“Some times our
saints are sinners,They blur the lines and lead the way” (4.5/5)
Secara umum, masing-masing trek dalam album ini terasa
memuaskan, dengan karakter yang berbeda dalam tiap-tiap lagunya, 59 menit yang
akan terasa singkat jika menyimak 11 lagu diatas. Terlepas dari itu semua,
acungan jempol patut dialamatkan pada Arin Ilejay sebagai personil anyar. Ia mampu
‘mengimbangi’ karakter yang melekat pada A7x, walaupun bagi saya pribadi, dalam
beberapa lagu, Ia masih kurang maksimal dan belum mengeluarkan kemampuannya
secara total. Overall, sebuah album
yang bisa dikatakan cerdas telah dihasilkan A7x, menunjukkan perkembangan kedewasaan
mereka dalam kualitas musik, dan menancapkan taring eksistensi mereka dalam
industri musik dunia. (4.4/5)
Sumber: pengalaman dan penilaian pribadi